24 September 2024

ChatGPT: Cara dan Keuntungan Menggunakannya

Kaget ! Ditanya soal agama, Jawaban ChatGPT mengejutkan

Mesin pintar AI (artificial inteligent = kecerdasan buatan) menyerupai pola berfikir manusia. Jika diadu, maka AI ber-IQ 300.000 dan manusia paling pintar hanya ber-IQ 230 saja. 

AI tidak berpihak kepada siapapun, tapi berfikir bebas serta benar dalam menyaring milyaran referensi input kumpulan data, lalu AI berbicara atau menulis dalam bentuk kalimat. Simak pernyataan AI yang sangat mengejutkan kita semua., simak video berikut :


ChatGPT: Cara dan Keuntungan Menggunakannya

Cara menggunakan ChatGPT – Dalam era teknologi yang terus berkembang pesat, kecerdasan buatan (AI) telah menjadi salah satu terobosan paling penting. Salah satu bentuk AI yang populer adalah ChatGPT, model bahasa generatif yang dikembangkan oleh OpenAI. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi cara menggunakan ChatGPT untuk meningkatkan komunikasi dengan kecerdasan buatan. Kita akan membahas langkah-langkah untuk memanfaatkan ChatGPT secara efektif dan memberikan wawasan tentang potensi aplikasi yang luas dari teknologi ini.

Apa itu ChatGPT?

ChatGPT adalah sebuah model bahasa alami yang dikembangkan oleh OpenAI. Model ini menggunakan teknologi Generative Pre-trained Transformer (GPT) untuk menghasilkan teks yang responsif dan menjawab pertanyaan pengguna. ChatGPT dilatih dengan menganalisis sejumlah besar teks dari berbagai sumber, seperti artikel, buku, dan situs web, sehingga ia memiliki pemahaman luas tentang bahasa manusia.

ChatGPT didukung oleh GPT-3.5, salah satu arsitektur AI paling canggih saat ini. ChatGPT dirancang untuk memberikan jawaban yang relevan dan informatif berdasarkan pertanyaan atau permintaan pengguna. Hal ini dapat digunakan dalam berbagai konteks, termasuk sebagai asisten virtual berbasis teks, penghasil ide dan konten, dan penerjemah bahasa.

Model ini dapat digunakan untuk berbagai tujuan, termasuk membantu pengguna dengan pertanyaan dan masalah, memberikan saran, menghasilkan teks yang kreatif, dan berinteraksi dalam percakapan. ChatGPT dapat merespons permintaan dengan menghasilkan teks yang mengikuti konteks dan gaya bahasa yang diberikan.

Langkah-langkah Menggunakan ChatGPT

Berikut adalah langkah-langkah untuk menggunakan ChatGPT:

1. Mengakses Platform ChatGPT

Pertama, kalian perlu mengakses platform atau aplikasi yang menyediakan akses ke ChatGPT. Bisa berupa situs web atau aplikasi yang telah mengintegrasikan model ChatGPT ke dalam sistem mereka, seperti (chat.openai.com).

2. Membuka Chat Interface

Setelah mengakses platform ChatGPT, kalian akan melihat antarmuka percakapan atau kotak teks di mana kalian dapat memulai sesi chat dengan ChatGPT. Biasanya, ada kotak teks di mana kalian dapat mengetik pertanyaan atau pernyataan kalian.

3. Menulis Pertanyaan atau Pernyataan

Mulailah dengan menulis pertanyaan atau pernyataan yang ingin kalian sampaikan kepada ChatGPT. Pastikan pertanyaan atau pernyataan kalian jelas dan ringkas agar ChatGPT dapat memahaminya dengan baik.

4. Mengirim Pertanyaan atau Pernyataan

Setelah menulis pertanyaan atau pernyataan, kirim teks tersebut melalui antarmuka chat. Biasanya, ada tombol “Kirim” atau ikon panah yang harus kalian klik untuk mengirim teks ke ChatGPT.

5. Menerima Respon dari ChatGPT

Setelah mengirim pertanyaan atau pernyataan, kalian akan menerima respon dari ChatGPT. Ini akan muncul di antarmuka chat sebagai balasan teks dari ChatGPT. Respon ini dibuat oleh model berdasarkan pemahaman terhadap masukan kalian dan pengetahuannya yang telah dipelajari selama pelatihan.

6. Melanjutkan Percakapan

Jika kalian ingin melanjutkan percakapan, kalian dapat menulis balasan atau pertanyaan selanjutnya kepada ChatGPT. Kirim teks tersebut dan kalian akan menerima respon baru dari ChatGPT. kalian dapat terus melanjutkan percakapan seperti ini.

7. Menutup Sesi Chat

Setelah selesai menggunakan ChatGPT, kalian dapat menutup sesi chat dengan mengklik tombol keluar atau menutup aplikasi atau tab yang mengakses ChatGPT.

Penting untuk dicatat bahwa ChatGPT adalah model berbasis teks dan hanya beroperasi dalam batasan teks yang dimasukkan ke dalamnya.

Keuntungan Menggunakan ChatGPT

Keuntungan menggunakan ChatGPT dalam kehidupan sehari-hari sangatlah beragam. Berikut adalah beberapa keuntungan utama menggunakan ChatGPT:

1. Bantuan Pencarian Informasi

ChatGPT dapat membantu mencari informasi secara cepat dan efisien. Kalian dapat mengajukan pertanyaan atau meminta penjelasan tentang topik apa pun, dan ChatGPT akan mencoba memberikan jawaban yang relevan berdasarkan pengetahuannya yang luas. Ini dapat membantu dalam menyelesaikan tugas, menemukan informasi yang sulit dicari, atau memperdalam pemahaman kalian tentang suatu subjek.

2. Bantuan dalam Pembelajaran

Dengan kemampuannya yang kuat dalam memahami dan merespons bahasa manusia, ChatGPT dapat berfungsi sebagai asisten pembelajaran pribadi. Kalian dapat mengajukan pertanyaan atau meminta penjelasan tentang konsep yang sulit dipahami dalam berbagai mata pelajaran. Ini bisa sangat membantu bagi siswa dalam mempelajari materi baru, mengerjakan tugas, atau mempersiapkan ujian.

3. Membantu dalam Proses Kreatif

ChatGPT juga dapat menjadi sumber inspirasi dan pembantu dalam kegiatan kreatif. Kalian dapat menggunakan ChatGPT untuk menghasilkan ide-ide baru, menemukan solusi untuk masalah yang rumit, atau memberikan umpan balik terhadap karya seni atau tulisan kalian. Ini bisa sangat berharga bagi penulis, seniman, atau profesional kreatif lainnya.

4. Dukungan Psikologis

Dalam beberapa kasus, ChatGPT juga dapat memberikan dukungan emosional atau psikologis. Meskipun ChatGPT bukan pengganti bagi interaksi manusia yang sebenarnya, tetapi dapat menjadi tempat untuk berbagi pikiran, mengekspresikan perasaan, atau mencari nasihat dalam situasi yang sulit. Terkadang, hanya memiliki seseorang yang mendengarkan dan memberikan respons dapat membantu mengurangi rasa kesepian atau stres

5. Peningkatan Produktivitas

ChatGPT dapat membantu meningkatkan produktivitas dengan menyediakan bantuan cepat dan informasi yang dibutuhkan. Kalian dapat menggunakan ChatGPT sebagai alat untuk mengatur jadwal, mengingatkan tentang tugas penting, atau memberikan saran tentang cara mengatasi tugas yang rumit. Hal ini dapat membantu menghemat waktu dan energi dalam menjalankan tugas sehari-hari.

Meskipun ChatGPT menawarkan banyak keuntungan, penting untuk diingat bahwa ChatGPT adalah sebuah model bahasa yang dibangun berdasarkan data yang dikumpulkan sebelum September 2021. ChatGPT mungkin tidak memiliki pengetahuan terbaru tentang topik-topik yang berkembang secara dinamis. Selain itu, sebagai mesin berbasis teks, ChatGPT tidak memiliki pemahaman mendalam tentang konteks sosial atau emosi. Oleh karena itu, pengguna harus tetap kritis dan bijak dalam menggunakan informasi yang diberikan oleh ChatGPT.

Tantangan yang Mungkin Dihadapi

Dalam menggunakan ChatGPT, ada beberapa hal yang menjadi tantangan atau kendala. Berikut adalah tantangan yang mungkin kalian hadapi ketika menggunakan ChatGPT, di antaranya:

1. Keterbatasan ChatGPT dalam Memahami Konteks yang Rumit

Meskipun ChatGPT memiliki kemampuan yang mengesankan, ada situasi di mana model ini mungkin kesulitan memahami konteks yang sangat rumit atau ambigu. Oleh karena itu, pengguna harus berhati-hati dalam merumuskan pertanyaan atau permintaan agar tetap jelas dan terfokus.

2. Kemungkinan Keluarnya Jawaban yang Tidak Relevan

Saat menggunakan ChatGPT, terkadang model dapat memberikan jawaban yang tidak sepenuhnya relevan atau kurang akurat. Hal ini mungkin terjadi karena model tidak memiliki pemahaman yang sempurna tentang topik tertentu. Penting bagi pengguna untuk melakukan evaluasi dan verifikasi terhadap jawaban yang diberikan.

3. Pengaruh Banyaknya Data Terhadap Kualitas ChatGPT

Kualitas ChatGPT sangat dipengaruhi oleh banyaknya data yang digunakan dalam pelatihannya. Meskipun model ini telah dilatih dengan sejumlah besar data, ada kemungkinan bahwa model belum memiliki pengetahuan yang lengkap atau terbaru. Oleh karena itu, pengguna juga perlu berhati-hati dalam mengandalkan ChatGPT sebagai sumber tunggal informasi.

Kesimpulan

Dalam artikel ini, kita telah membahas cara menggunakan ChatGPT untuk meningkatkan komunikasi dengan kecerdasan buatan. Dengan langkah-langkah yang jelas dan pemahaman yang baik tentang aplikasi dan keuntungan ChatGPT, pengguna dapat memanfaatkan teknologi ini untuk berbagai keperluan, mulai dari asisten virtual hingga penghasil ide dan konten. Meskipun tantangan dan keterbatasan tertentu mungkin ada, ChatGPT tetap menjadi alat yang kuat untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas dalam komunikasi dengan kecerdasan buatan.

Sumber : https://www.umn.ac.id/

30 September 2023

MEMBASMI GENERASI “HOME SERVICE”

MEMBASMI GENERASI “HOME SERVICE”

Apa itu generasi “HOME SERVICE?” Generasi “HOME SERVICE” adalah generasi yang selalu minta dilayani. Ini terjadi pada anak-anak yang hidupnya selalu dilayani oleh orangtuanya atau orang yang membantunya. Mulai dari lahir mereka sudah diurus oleh pembantu, atau yang punya kekayaan berlebih diasuh oleh Babysitter yang setiap 24 jam siap di samping sang anak. Kemana-mana anak diikuti oleh babysitter. Bahkan sampai umur 9 tahun saja ada Babysitter yang masih mengurus keperluan si anak karena orangtuanya sibuk bekerja. Anak tidak dibiarkan mencari solusi sendiri. Contoh kecil saja, membuka bungus permen yang akan dimakan anak. Karena terbiasa ada babysitter atau ART, anak dengan mudahnya menyuruh mereka membukakan bungkusnya. Tidak mau bersusah payah berusaha lebih dulu atau mencari gunting misalnya. 

Contoh lain memakai kaus kaki dan sepatu. Karena tak sabar melihat anak mencoba memakai sepatunya sendiri maka orang dewasa yang di sekitarnya buru-buku memakaikan kepada anak. Saat anak sudah bisa makan sendiri, orangtua juga seringkali masih menyuapi karena berpikir jika tidak disuapi makannya akan lama dan malah tidak dimakan. Padahal jika anak dibiarkan tidak makan, maka anak tidak akan pernah merasa apa namanya lapar. Dan saat lapar datang seorang anak secara otomatis akan memasukkan makanan ke dalam mulutnya. Bagaimana dia akan belajar makan sendiri jika dia tidak pernah merasakan apa itu namanya lapar? Bagaimana dia akan belajar membuat minuman sendiri jika dengan hanya memanggil ART atau babysitter atau orangtuanya saja minuman itu akan datang sendiri kepadanya. 

Saya mengutip perkataan seorang Psikolog dari Stanford University, Carol Dweck, beliau menulis temuan dari eksperimennya dalam buku The New Psychology of Success, , “Hadiah terpenting dan terindah dari orangtua pada anak-anaknya adalah tantangan”. Tapi beranikah semua orangtua memberikan hadiah itu pada anak? Faktanya saat ini banyak orangtua yang ingin segera menyelesaikan dan mengambil alih masalah anak, bukan memberikan tantangan. Saat anak bertengkar dengan temannya karena berebut mainan, orangtua malah memarahi teman anaknya itu dan membela sang anak. Ada pula yang langsung membawanya pulang dan bilang, ”udah nanti Ibu belikan mainan seperti itu yang lebih bagus dari yang punya temanmu..gak usah nangis”. 

Padahal Ibu tersebut bisa mengatakan, “Oh kamu ingin mainan seperti yang punya temanmu ya? Gak usah merebutnya sayang… kita nabung dulu ya nanti kalau uangnya sudah cukup kita akan sama-sama ke toko mainan membeli mainan yang seperti itu”. Kira-kira bagaimana jika Ibu mengatakan demikian? Ada tantangan yang diberikan pada anak bahwa untuk mendapatkan sesuatu yang dia ianginkan maka dia harus berusaha untuk menabung dulu. Tidak lantas mengambil alih bahwa everything oke…ada Ibu dan ayah disini yang akan mengatasi segala masalahmu nak. 

Dalam keseharian Generasi “HOME SERVICE “ semua pekerjaan rumah tangga tak pernah melibatkan anak. Saat anak membuat kamarnya berantakan langsung memanggil asisten untuk segera merapihkan kembali. Anak menumpahkan air di lantai, di lap sendiri oleh Ibunya. Anak membuang sampah sembarangan, dibiarkan saja menunggu ART menyapu nanti. Dalam hal belajar saat anak sulit belajar, orangtua telpon guru les untuk privat di rumah. Dalam hal bersosialisasi saat anaknya nabrak orang sampai mati di jalan karena harusnya belum punya SIM malah sudah bawa kendaraan sendiri. Orangtuanya langsung menyuap polisi agar anaknya tidak diperkarakan dan dipenjarakan. Beres kan…hidup ini tidak susah nak…selama orangtuamu ada di sampingmu. Iya kalau orangtuanya kaya terus…iya kalau orangtuanya hidup terus…semua kan tak pernah bisa kita duga. Generasi inilah yang nantinya akan melahirkan orang dewasa yang tidak bertanggungjawab. Badannya dewasa tapi pikirannya selalu anak-anak, karena tak pernah bisa memutuskan sesuatu yang terbaik buat dirinya. Mau gimana lagi? Memang dididiknya begitu…Sekolah yang carikan orangtua. Jodoh yang carikan orangtua. Rumah yang belikan orangtua, Kendaraan yang belikan juga orangtua. Giliran punya cucu yang mengasuh dan jadi pembantu di rumahnya juga ya si orangtuanya. Kasian banget ya…sudah modalin banyak ternyata orangtua tipe begini hanya akan berakhir jadi kacung di rumah anaknya sendiri. Maaf kalau saya menggunakan istilah ‘kacung” karena saya betul-betul prihatin kepada orangtua yang terlalu menjadi pelindung bagi anaknya, bahkan nanti buat cucunya juga. Kapan bisa mandirinya tuh anak.

Sahabat Nabi Ali Bin ABi Thalib RA sudah memberikan panduan dalam mendidik anak: “Ajaklah anak bermain pada tujuh tahun pertama, disiplinkanlah anak pada tujuh tahun kedua dan bersahabatlah pada anak usia tujuh tahun ketiga.” Jadi anak umur 7 tahun ke bawah memang dididik sambil bermain. Berikan tanggungjawab pada mereka meski masih harus didampingi seperti misalnya mandi sendiri, membereskan mainan, makan sendiri, membuang sampah dll. Untuk anak usia 7 sd 14 tahun mulailah mendisiplinkannya. Misalnya menyuruhnya shalat tepat waktu, belajar berpuasa, mengerjakan PR sepulang sekolah, menyiapkan buku untuk esok pagi, membantu mencuci piring yang kotor, menyapu halaman rumah dll. Apabila anak umur 7 sd 14 tahun itu tidak melakukan kewajibannya maka perlu diingatkan agar dia menjadi terbiasa dan disiplin. 

Untuk anak usia 14 sd 21 tahun maka orangtua harusnya bisa bersikap sebagai sahabat atau teman akrab. Orang tua perlu menolong anak untuk belajar bagaimana menggunakan waktunya, dan mengajari anak tentang skala prioritas. Dalam hal ini terkadang orangtua sering merasa kasihan. Karena semakin besar usia anak, maka semakin sibuk dia dengan kegiatan akademiknya. Anak ikut les ini dan itu, kegiatan ekstrakulikuler yang menyita waktu, kerja kelompok dll. Merasa anaknya tidak punya waktu, lalu orang tua, membebaskan anak dari pekerjaan rumah tangga. Padahal skill yang terpenting dalam kehidupan itu bukan hanya dari sisi akademik saja tapi bagaimana dia menghadapi rutinitas yang ada dengan segala keterbatasan waktunya. 

Anda yang sudah menjadi orangtua pasti merasakan bagaimana seorang Ibu harus membagi waktunya yang hanya 24 jam itu untuk bisa mengelola sebuah rumah tangga. Pekerjaan yang tiada habisnya. Pekerjaan mencuci baju, menyetrika, membereskan rumah mungkin bisa minta orang lain melakukannya. Memasak juga bisa membeli yang sudah jadi, tapi jam mengasuh anak tidak ada habisnya bukan? Apalagi jika di rumah tidak ada asisten karena sekarang ART semakin langka, jika pun ada gajinya minta selangit. Belum lagi banyak ketidakcocokkan. Udah bayar mahal, ngeyel, minta banyak libur, gak rapih juga kerjanya. Bikin emosi jiwa saja ya ? He..he…he…

Karena itu sebelum anda menjadi depresi sendirian, maka libatkanlah anak anak dalam pekerjaan rumah tangga. Saya pernah membaca sebuah artikel yang meliput tentang sebuah keluarga di Indonesia yang punya 11 anak tanpa ART dan sering traveling ke luar negeri. Manajemen keluarganya TOP banget deh, dan kuncinya mereka melibatkan semua anaknya untuk ambil bagian dalam berbagai pekerjaan rumah tangga. Ada yang bertugas sebagai koki, menyetrika, mencuci, mengepel dll. Kompak banget deh. Asyik kan bisa memberdayakan sebuah keluarga seperti itu. Tidak ada yang meminta dilayani. Semua punya tugas dan tanggungjawab sendiri-sendiri. Saya yakin ke 11 anak mereka kelak akan menjadi orang dewasa yang bertanggungjawab, sukses dan mandiri.

Oh ya selain melibatkan anak-anak , faktor terpenting dalam meniadakan GENERASI “HOME SERVICE “ adalah peran ayah dalam mengerjakan perkerjaan rumah tangga. Di Indonesia masih banyak suami yang tidak mau terlibat dalam pekerjaan rumah tangga. Seakan-akan pekerjaan rumah tangga seperti mencuci, menyetrika, mengepel dll itu adalah aib buat seorang suami. Padahal menurut hasil penelitian, keikutsertaan para suami atau ayah dalam pekerjaan rumah tangga, berpengaruh positif terhadap keutuhan dan keharmonisan keluarga loh. Berbagi pekerjaan dalam rumah tangga antara suami dan istri tidaklah perlu dibuat jobdesknya secara tertulis, tetapi buatlah semuanya sesuai dengan kesempatan yang mereka punya. Karena jika dibuat jobdesk bisa membuat pertengkaran apabila salah satu ada yang abai menyelesaikan pekerjaannya dan yang lain tidak mau mengerjakan karena merasa itu bukan tugasnya. Ayah yang menjadi contoh mengerjakan pekerjaan rumah tangga juga akan menjadi teladan langsung bagi anak laki-lakinya bahwa pekerjaan rumah tangga itu tak mengapa dilakukan seorang laki-laki. 

Peran serta ayah dalam membantu pekerjaan rumah tangga ternyata berdampak positif pada hubungan antara anak dengan ayahnya. Rata-rata ayah yang terbiasa melakukan perkerjaan rumah tangga terbukti sangat dekat dengan anaknya. Jika antara ayah dan anak sudah dekat maka hubungan suami dan istri pun akan semakin harmonis. Pengalaman pribadi nih, suami saya suka sekali membacakan buku buat anak kami sebelum tidur. Itu membuat kedekatan emosi diantara keduanya terjalin sangat dalam. Anak saya tak pernah berhenti memuja ayahnya. Ternyata hal itu membuat saya makin mencintai suami karena dia memang sosok yang baik, apalagi dia juga memang tidak segan membantu pekerjaan rumah tanpa saya memintanya. Buat saya, suami yang mau melakukan pekerjaan rumah tangga itu lebih macho dan ganteng dari actor sekaliber Brad Pitt atau Jason Stanham dari Holywood. Betul gak?? 

Sumber video : https://fb.watch/

Jadi sudah siapkah keluarga anda meniadakan GENERASI “HOME SERVICE?” Yuk kita sama sama mulai dari sekarang demi kebaikan dan masa depan anak-anak kelak. 

(Penulis: Deassy Marlia Destiani) 

Please Like and Share

Sumber : https://m.facebook.com/story.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Scholarship Information :

Posting Terkini di e-Newsletter Disdik :

Arsitektur today :