20 April 2017

Ternyata, Kecerdasan Buatan alias AI Bisa Pula Bertindak Rasis dan Seksis


Kecerdasan buatan atau artificial intelegence (AI) menjadi salah satu bukti kecanggihan teknologi saat ini. Apalagi, sebuah AI memiliki kemampuan belajar selayaknya manusia. Namun siapa sangka, AI ternyata juga bersikap rasis seperti halnya yang biasa dilakukan oleh manusia. Hal tersebut terungkap dalam sebuah penelitian tenaga akademik Universitas Princeton.

Mereka menggunakan algoritme GloVe yang selanjutnya ditraining dengan menggunakan sebanyak 840 miliar kata yang biasa digunakan di internet. Hal ini dilakukan sebagai sarana untuk mengetahui pola perilaku sebuah AI dengan cara meniru tindak tanduk manusia di dunia maya. Hasilnya, AI tersebut ternyata bisa pula memiliki kecenderungan bersikap rasis ataupun seksis. Hal ini menurut para peneliti, cukup masuk akal. Apalagi, data yang dipakai pembelajaran merupakan data dari manusia. Setiap manusia memiliki kecenderungan sikap masing-masing. Hal tersebut pun juga turut dipelajari oleh sebuah AI. Hal ini pun mematahkan anggapan bahwa mesin bisa bertindak adil dan tidak rasis. 



Dalam pola pembelajaran tersebut, terlihat kalau AI mempertimbangkan masalah gender serta ras dari seseorang. Salah satu bukti perilaku tersebut adalah pada saat memunculkan kata ‘rose’ yang kerap diasosiasikan oleh AI dengan ‘love’. Selanjutnya, kata ‘male’ kerap diasosiasikan dengan ‘engineer’. Sebaliknya, ‘engineer’ dianggap tidak memiliki hubungan dengan ‘woman’. Hal ini juga berbeda saat mengasosiasikan nama orang-orang kulit putih dan orang kulit hitam. Hasilnya, asosiasi nama orang kulit putih cenderung lebih positif dibandingkan nama orang kulit hitam. Semua hal tersebut, dipelajari oleh sebuah AI dari kata-kata manusia yang ada si berbagai penjuru dunia.

{ Sumber : www.beritateknologi.com ]

05 April 2017

Pendidikan Indonesia di Era Digital Native

Wawancara dengan Mantan Menteri Pendidikan Prof Dr Muhammad Nuh

Prof. Dr. Ir. KH. Mohammad Nuh, DEA adalah Menteri Komunikasi dan Informatika periode 2007 - 2009, dan Menteri Pendidikan Nasional Indonesia periode 2009 - 2014. Ia menjadi salah satu pembicara dalam acara Bedah Buku “Semua Dihandle Google, Tugas Sekolah Apa?” oleh Muchlas Samani, yang diadakan pada Sabtu 25 Maret 2017. Pendidikan.id sebagai salah satu pendukung acara ini, mendapat kesempatan untuk berbincang sejenak bersama M. Nuh di akhir acara.

Dalam sesi perbincangan ini, M. Nuh mengakui perubahan zaman ke arah teknologi digital tak dapat dielakkan. Teknologi digital mulai digunakan di semua aspek kehidupan manusia. Mau tidak mau, masyarakat harus mengikuti agar tidak menjadi primitif dan terisolasi.

Ia menyampaikan, dunia pendidikan juga harus beradaptasi, berkembang selaras dengan perkembangan teknologi. Dunia pendidikan dinilai harus lebih giat memanfaatkan teknologi untuk kepentingan pembelajaran. Bahkan, ia sempat mengapresiasi sumbangsih pendidikan.id yang turut mengolah kecanggihan teknologi menjadi alat yang mempermudah proses belajar siswa.

“Kita harus memanfaatkan semua opportunity yang ada dalam teknologi untuk perkembangan pendidikan, sehingga pendidikan kita nantinya bukan berjalan lurus tapi harus terus naik. Seperti peran pendidikan.id saat ini, saya sangat mengapresiasi karena sudah turut memanfaatkan teknologi untuk pendidikan Indonesia,” demikian ucap Nuh.

Silahkan ikuti tayangan video berikut :



Info lanjut kunjungi :
http://Pendidikan.id
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Scholarship Information :

Posting Terkini di e-Newsletter Disdik :

Arsitektur today :