14 June 2019

Mendidik Anak Siap Menghadapi Era VUCA

Apakah parents pernah mendengar istilah VUCA world? VUCA world adalah istilah yang diciptakan oleh Warren Bennis dan Burt Nanus, dua orang pakar ilmu bisnis dan kepemimpinan dari Amerika.



VUCA sendiri adalah singkatan dari Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity. Intinya, dunia VUCA adalah dunia yang kita hidupi sekarang, dimana perubahan sangat cepat, tidak terduga, dipengaruhi oleh banyak factor yang sulit dikontrol, dan kebenaran serta realitas menjadi sangat subyektif. Pengaruh terbesar dari pergeseran dunia kita jaman sekarang tentu saja dipengaruhi teknologi. Bayangkan, baru sekitar 20 tahun lalu internet menjadi bagian hidup kita. Sekarang, bisakah kita bayangkan hidup kita tanpa internet? Setiap jengkal hidup kita beririsan dengan internet dan teknologi. Apakah kemudian kita harus menghindari internet dan teknologi? Kalau kita mau bisa bertahan di dunia jaman sekarang, kita tidak bisa menghindari kemajuan. Kita hanya bisa beradaptasi. Seperti ungkapan dari Albert Einstein, “The measure of intelligence is the ability to change.” 


Kecepatan teknologi dan informasi bukan sekedar mempengaruhi gaya hidup kita ataupun perkembangan ekonomi diluar sana, akan tetapi juga mempengaruhi bagaimana kita akan mendidik anak-anak kita. Bayangkan, anak-anak kita akan menghadapi dunia yang lebih maju, lebih cepat, informasi semakin sulit disaring, persaingan pun semakin terbuka. Ditambah lagi, dengan kecepatan perubahan yang ada, kita pun sebagai orang tua belum punya pengalaman hidup di dunia macam itu. Jadi baik anak maupun orang tua akan sama-sama perlu beradaptasi di era VUCA. Meskipun kita juga belum tahu perkembangan dunia dan teknologi nanti seperti apa, ada beberapa hal yang dapat kita persiapkan agar anak-anak kita dapat bertahan dan bisa siap menghadapi era VUCA.

Keterampilan dasar yang sesuai dengan perkembangan anak dan nutrisi seimbang:

Sebelum anak dapat belajar banyak hal, mereka harus tumbuh dan berkembang sesuai dengan tuntutan usianya. Mereka harus bisa berjalan, berlari, makan sendiri, dan keterampilan lain sesuai dengan usia mereka.  Nutrisi pun perlu untuk membuat tubuh dan otak mereka siap untuk belajar. Secara natural, anak yang sehat dan bertumbuh kembang optimal akan penuh rasa ingin tahu dan memiliki kebutuhan mengeksplorasi dunia.

Karakter tangguh dan penuh rasa ingin tahu

Sebagai orang tua, tentu saja kita menginginkan anak-anak kita untuk tidak takut menghadapi rintangan (obstacles) yang akan mereka alami. Kita ingin mereka belajar memecahkan permasalahan sendiri, dan tidak mudah menyerah ketika menghadapi kesulitan. Hal ini dapat dibentuk dengan memperkenalkan anak pada situasi-situasi sulit yang alami dan sebenarnya. Seperti misalnya, mereka kita bawa ke sawah dan harus berlumpur-lumpur dan menanam bibit padi, atau mereka kita berikan kesempatan untuk membuka “bisnis” sendiri dengan menjual hasil karya mereka sendiri, dan lain sebagainya.

Mendidik anak memiliki karakter Adaptif dan Resilien

Karakter yang adaptif pada anak adalah hal yang krusial untuk dibangung di masa VUCA yang penuh dengan perubahan. Oleh karena itu sebagai orang tua jangan sampai kita takut mencoba pergi ke tempat baru, mencoba hal baru, atau mengenalkan pengalaman baru kepada anak. Awalnya memang tidak nyaman, baik bagi anak maupun orang tua. Akan tetapi terus berhadapan dengan pengalaman baru akan membuat anak belajar mudah beradaptasi terhadap berbagai situasi. Sedangkan karakter resiliensi adalah kemampuan seseorang untuk bangkit kembali meskipun mengalami situasi menekan. Berbagai penelitian tentang resiliensi pada anak selalu bicara tentang hangatnya hubungan orang tua dengan anak. Semakin anak merasa aman dan diterima oleh orang tuanya, anak akan semakin mampu bertahan menghadapi dunia.

Selain 3 hal di atas, respon kita sebagai orang tua juga akan sangat mempengaruhi anak. Misalnya, untuk mengajarkan anak menjadi adaptif, orang tua juga tidak boleh anti terhadap hal baru. Dari mulai makanan baru, pengalaman baru, orang baru, sampai teknologi dan aplikasi baru. Tidak nyaman? Memang. Akan tetapi kewajiban kita sebagai orang tua untuk tetap mengenal dunia anak-anak kita hidup sehingga kita bisa mempersiapkan mereka. Selain itu, orang tua juga dapat menjadikan rumah dan keluarga menjadi sarana belajar yang aman bagi anak-anak. Semua rasa ingin tahu mereka tentang hal baru bisa menjadi bahan diskusi atau bahkan dicobakan dirumah. Dengan demikian anak-anak tidak mencari tahu melalui sumber informasi yang salah, melainkan tetap dalam arahan orang tua. Pada akhirnya, ketidakpastian memang bagian dari menjadi orang tua, kok. Dari awal kita tidak tahu pasti kapan akan mengandung, kapan akan melahirkan, dan akan melahirkan anak yang seperti apa. Kita tidak bisa mengendalikan ketidakpastian, akan tetapi kita bisa mengendalikan diri untuk tetap mau belajar hal baru demi anak-anak kita.

[Sumber : www.nutriclub.co.id]

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Scholarship Information :

Posting Terkini di e-Newsletter Disdik :

Arsitektur today :