Judul ini barangkali tidak membuat Anda ‘ajiib? Ya, bisa jadi, karena anak kecil asli Jawa di Surabaya pun sudah cakap berbahasa Suroboyoan meskipun masih kecil.
Tetapi, selain mahir berbahasa Arab -meskipun dengan bahasa ‘aammiyah– anak-anak Saudi tampak akrab dengan halaqah tahfidz quran di masjid-masjid di lingkungannya. Telah menjadi gaya hidup mereka, setiap sore dan setelah maghrib, mereka bukan hanya sekedar belajar cara membaca al-Quran, tetapi menghafalnya, di saat di sebagian anak-anak negeri muslim lainnya masih terbata-bata belajar tajwid.
Tidak mengherankan, jika semenjak kecil, tidak sedikit anak-anak telah menghafal al-Quran, mulai 1 juz, 10 juz, hingga lengkap 30 juz al-Quran.
Yang bisa membuat ‘ajiib, tidak sekedar menghafal ayat-ayat al-Qurannya saja, tetapi juga mengetahui halaman, tempat turunnya ayat, penjelasan tentang surah dan juga tempat ayat-ayatnya di mushaf.
Lebih ‘ajiib lagi, ada anak seperti Jihad Muth’ib Al-Maliki, anak yang buta, ya matanya tidak bisa membaca dan melihat! Tetapi penghafal dua wahyu; Al-Quran dan Al-Hadits sekaligus. Bagaimana bisa? Padahal usianya belum genap 10 tahun! MasyaaAllah wa Tabarakallahu Ta’ala.
Menghafal hadits, bukan berarti mampu menalar isi (matan) haditsnya saja, tetapi juga jalur periwayatannya (sanad) tersambung hingga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang bersabda.
Mari kenalan dengan Jihad di video di bawah ini….
Jihad saat diuji di depan para penghafal hadits…
Saat berkunjung ke Indonesia
[ Sumber : https://www.saudinesia.com ]
No comments:
Post a Comment