Apakah parents pernah mendengar istilah VUCA world? VUCA
world adalah istilah yang diciptakan oleh Warren Bennis dan Burt Nanus, dua
orang pakar ilmu bisnis dan kepemimpinan dari Amerika.
VUCA sendiri adalah singkatan dari Volatility,
Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity. Intinya, dunia VUCA adalah dunia yang
kita hidupi sekarang, dimana perubahan sangat cepat, tidak terduga, dipengaruhi
oleh banyak factor yang sulit dikontrol, dan kebenaran serta realitas menjadi
sangat subyektif. Pengaruh terbesar dari pergeseran dunia kita jaman sekarang
tentu saja dipengaruhi teknologi. Bayangkan, baru sekitar 20 tahun lalu
internet menjadi bagian hidup kita. Sekarang, bisakah kita bayangkan hidup kita
tanpa internet? Setiap jengkal hidup kita beririsan dengan internet dan
teknologi. Apakah kemudian kita harus menghindari internet dan teknologi? Kalau
kita mau bisa bertahan di dunia jaman sekarang, kita tidak bisa menghindari
kemajuan. Kita hanya bisa beradaptasi. Seperti ungkapan dari Albert Einstein,
“The measure of intelligence is the ability to change.”
Kecepatan teknologi dan informasi bukan sekedar
mempengaruhi gaya hidup kita ataupun perkembangan ekonomi diluar sana, akan
tetapi juga mempengaruhi bagaimana kita akan mendidik anak-anak kita.
Bayangkan, anak-anak kita akan menghadapi dunia yang lebih maju, lebih cepat,
informasi semakin sulit disaring, persaingan pun semakin terbuka. Ditambah
lagi, dengan kecepatan perubahan yang ada, kita pun sebagai orang tua belum
punya pengalaman hidup di dunia macam itu. Jadi baik anak maupun orang tua akan
sama-sama perlu beradaptasi di era VUCA. Meskipun kita juga belum tahu
perkembangan dunia dan teknologi nanti seperti apa, ada beberapa hal yang dapat
kita persiapkan agar anak-anak kita dapat bertahan dan bisa siap menghadapi era
VUCA.
• Keterampilan dasar yang sesuai dengan perkembangan anak
dan nutrisi seimbang:
Sebelum anak dapat belajar banyak hal, mereka harus
tumbuh dan berkembang sesuai dengan tuntutan usianya. Mereka harus bisa
berjalan, berlari, makan sendiri, dan keterampilan lain sesuai dengan usia
mereka. Nutrisi pun perlu untuk membuat tubuh dan otak mereka siap untuk
belajar. Secara natural, anak yang sehat dan bertumbuh kembang optimal akan
penuh rasa ingin tahu dan memiliki kebutuhan mengeksplorasi dunia.
• Karakter tangguh dan penuh rasa ingin tahu
Sebagai orang tua, tentu saja kita menginginkan anak-anak
kita untuk tidak takut menghadapi rintangan (obstacles) yang akan mereka alami.
Kita ingin mereka belajar memecahkan permasalahan sendiri, dan tidak mudah
menyerah ketika menghadapi kesulitan. Hal ini dapat dibentuk dengan
memperkenalkan anak pada situasi-situasi sulit yang alami dan sebenarnya.
Seperti misalnya, mereka kita bawa ke sawah dan harus berlumpur-lumpur dan
menanam bibit padi, atau mereka kita berikan kesempatan untuk membuka “bisnis”
sendiri dengan menjual hasil karya mereka sendiri, dan lain sebagainya.
• Mendidik anak memiliki karakter Adaptif dan Resilien
Karakter yang adaptif pada anak adalah hal yang krusial
untuk dibangung di masa VUCA yang penuh dengan perubahan. Oleh karena itu
sebagai orang tua jangan sampai kita takut mencoba pergi ke tempat baru,
mencoba hal baru, atau mengenalkan pengalaman baru kepada anak. Awalnya memang
tidak nyaman, baik bagi anak maupun orang tua. Akan tetapi terus berhadapan
dengan pengalaman baru akan membuat anak belajar mudah beradaptasi terhadap berbagai
situasi. Sedangkan karakter resiliensi adalah kemampuan seseorang untuk bangkit
kembali meskipun mengalami situasi menekan. Berbagai penelitian tentang
resiliensi pada anak selalu bicara tentang hangatnya hubungan orang tua dengan
anak. Semakin anak merasa aman dan diterima oleh orang tuanya, anak akan
semakin mampu bertahan menghadapi dunia.
Selain 3 hal di atas, respon kita sebagai orang tua juga
akan sangat mempengaruhi anak. Misalnya, untuk mengajarkan anak menjadi
adaptif, orang tua juga tidak boleh anti terhadap hal baru. Dari mulai makanan
baru, pengalaman baru, orang baru, sampai teknologi dan aplikasi baru. Tidak
nyaman? Memang. Akan tetapi kewajiban kita sebagai orang tua untuk tetap
mengenal dunia anak-anak kita hidup sehingga kita bisa mempersiapkan mereka.
Selain itu, orang tua juga dapat menjadikan rumah dan keluarga menjadi sarana
belajar yang aman bagi anak-anak. Semua rasa ingin tahu mereka tentang hal baru
bisa menjadi bahan diskusi atau bahkan dicobakan dirumah. Dengan demikian
anak-anak tidak mencari tahu melalui sumber informasi yang salah, melainkan
tetap dalam arahan orang tua. Pada akhirnya, ketidakpastian memang bagian dari
menjadi orang tua, kok. Dari awal kita tidak tahu pasti kapan akan mengandung,
kapan akan melahirkan, dan akan melahirkan anak yang seperti apa. Kita tidak
bisa mengendalikan ketidakpastian, akan tetapi kita bisa mengendalikan diri
untuk tetap mau belajar hal baru demi anak-anak kita.
[Sumber : www.nutriclub.co.id]
No comments:
Post a Comment