01 December 2008

Memanfaatkan ICT dalam Pembelajaran

(Aplikasi Integrated Studies, Project Based Learning, dan Classroom Exchange)

Oleh : Sopyan Maolana Kosasih, S.Pd.
http://www.sopyanmk.wordpress.com/
Guru SMPN 3 Bogor
Artikel ini telah disampaikan pada Seminar “Model Pembelajaran Inovatif di Era Global" Tanggal 27 November 2008 di Purwekerto, Banyumas


Abstraksi

Our homes will reemerge as vital centers of learning, work and entertainment. The impact of that sentence alone will transform our schools, our businesses, our shopping centers, our offices, our cities - in many ways our entire concept of work.

Melihat perkembangan siswa saat ini diberbagai sekolah, sepertinya semuanya sepakat bahwa motivasi anak di dalam belajar semakin hari semakin menurun. Tugas tidak dikerjakan maksimal, budaya mencontek merebak, serta sikap respek terhadap guru semakin rendah. Ini seolah menjadi titik balik dalam dunia pendidikan di Indonesia.

Dalam kondisi ini kita harus melakukan reformasi dalam diri kita untuk menemukan kembali mile stone yang sudah kita tetapkan di awal ketika memilih sebagai profesi guru. Kesulitan, hambatan, serta beragam situasi dan kondisi yang secara pribadi akan berpengaruh mohon diabaikan. Kondisi yang harus kita hadapi saat ini harus disikapi dengan ketulusan. Jangan pernah menyalahkan siswa yang sering main telepon seluler ketika kita sedang mengajar, jangan menyalahkan siswa yang berbicara dengan temannya ketika kita sedang menerangkan, jangan merasa kecewa ketika tatakrama yang mereka tunjukkan tidak menunjukkan hormat kepada kita. Yang harus ditanyakan oleh kita adalah, seberapa maksimal kita melakukan metode pembelajaran untuk membuat mereka jatuh hati pada pelajaran yang kita sampaikan.

Statement di atas menunjukkan bahwa saat ini segala sesuatunya telah berubah, jadi kalau sekolah, guru, dan metode pemelajaran masih belum berubah. Maka yang berhak protes, yang berhak complain, yang berhak kecewa adalah siswa bukan sebaliknya.

Kalau kita melihat upaya-upaya yang dilakukan oleh Negara lain dalam meningkatkan pendidikan dapat dipastikan kita akan terkejut. Seperti yang dikatakan oleh periset internasional Gordon Dryden, dari New Zealand, dan Dr. Jeannette Vos, dari California mengatakan dunia memerlukan revolusi pembelajaran untuk memadukan dengan revolusi pada bidang komunikasi dan teknologi. Beberapa langkah yang sudah dilakukan adalah:
  1. Siswa belajar bahasa asing sampai fasih hanya dalam delapan minggu.
  2. Pada usia 3 – 4 tahun sudah ada yang belajar tiga bahasa dan mampu membaca, menulis, mengeja, dan berhitung dengan baik sebelum masuk sekolah.
  3. Usia 8 – 10 tahun sudah mampu membuat rancangan sekolah abad 21 dan merancangnya dalam format CD-ROMs dan video.
  4. Anak usia 7 tahun mendapatkan penghargaan di SMA untuk pelajaran Matematika.
  5. SMA Alaska mengoperasikan empat perusahaan pilot ketika mereka belajar ekspor, bahsa asing, statistic, teknologi pangan, dan hal yang berkaitan lainnya.
  6. Guru menggunakan musik yang untuk meningkatkan standar pendidikan secara dramatis, sekolah tersebut dikenal dengan pendekatan multiple intellegences.
  7. Riset terakhir adalah gaya belajar, gaya berfikir, dan gaya bekerja.
  8. Ada Negara yang sudah mengalokasikan dananya sebesar $2.5 million untuk setiap sekolah guna memperkenalkan dunia melalui informasi teknologi yang tebaik.
  9. Riset tentang otak yang paling mutakkhir adalah cara mengaplikasikan dan memaksimalkan otak kita adalah hanya dengan menggunakan bagian kecil saja dari potensi kita.
Revolusi Pembelajaran

Untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran, diperlukan sebuah pendekatan kreatif dan terstruktur sehingga akan membuka cakrawala wawasan siswa setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran. Pembelajaran terpadu (integrated studies)adalah salah satu pendekatan yang dianggap komprehansif. Melalui pendekatan ini siswa akan memahami suatu topic dari berbagai sisi atau mata pelajaran yang ia pelajari. Diharapkan setelah siswa selesai melaksanakan kegiatan tersebut akan meningkatkan wawasan bahwa suatu masalah memiliki keterkaitan satu sama lain.

Siswa melihat tayangan di televisi dengan nyaman dan betah, siswa menggunakan HP dengan berkirim SMS setiap saat, siswa membaca majalah dengan warna-warni. Masihkan kita mengajar dengan flat, hitam putih, mudah ditebak, sekedar delivery material from the book? Rasanya kita harus jujur bahwa itu adalah penyebab rasa bosan pada anak. Untuk itulah revolusi pembelajaran adalah sebuah keniscayaan yang tidak bias ditunggu.

Upaya lain untuk meningkatkan motivasi siswa adalah melanjutkan dengan melakukan kerjasama dengan sekolah lain. Mengapa harus sekolah lain, karena era saat ini adalah era global. Kita tidak dengan serta merta merasa jadi sekolah paling hebat, menjadi sekolah paling terkenal, atau sekolah paling berprestasi, padahal antar sekolah masih terjadi tawuran yang didasarkan pada ego dan kebanggaan satu sekolah. Untuk itulah kita perlu koneksi dan bekerjasama untuk menggali potensi siswa. Siswa perlu ditantang dengan konflik yang positif untuk menunjukkan dirinya hebat. Bayangkan ketika adrenalin mereka meningkat dan melakukan sebuah prestasi bersama, saya yakin bahwa bangsa kita akan mengalami lonjakan yang hebat.

Sekolah yang dipilih bisa dari dalam negeri atau dari luar negeri. Mengingat kemudahan yang ada, kerjasama dengan sekolah dari luar negeri jauh lebih mudah dengan semua fasilitas yang sudah tersedia di internet. Untuk mencari partner dari sekolah luar negeri kita bisa mencari di beberapa situs, diantaranya:

1. http://www.epals.com/
2. http://www.englishclub.com/
3. http://www.iearn.org/
4. http://www.elanguages.org/
5. http://www.asef.org/
6. Dan berbagai situs lainnya

Untuk mendalami dan mengeksplorasi sepertinya memerlukan waktu pelatihan khusus agar setiap guru mampu membuat program pelajaran dan bekerjasama dengan sekolah lain. Sesi sekarang memang sesi seminar. Saya dapat menjamin jika guru berani melakukan eksplorasi maka kita akan merasakan manfaat dari kegiatan tersebut baik oleh siswa, guru, bahkan sekolah.

Yang masih menyesalkan adalah masih minimnya kelompok-kelompok sekolah atau situs yang bisa memfasilitas sekolah-sekolah untuk melakukan kegiatan bersama. Mungkin dari sini kita bisa membuat perubahan dengan melakukan kolaborasi antar sekolah. Salah satu keuntungannya adalah networking antar siswa. Pada era ini networking adalah bagian penting dalam mewujudkan dunia yang lebih baik serta dapat melatih mereka untuk hidup secara kolektif. Bayangkan, ketika suatu permasalahan diselesaikan sendiri maka kita tidak akan pernah bisa mendapatkan apa yang seharusnya kita peroleh. Dengan networking kita bisa mengarahakan kepada murid-murid untuk saling mengenal. Ajaran agama apapun mengajarkan konsep saling mengenal itu dengan jelas. Jadi implementasi antara kehidupan siswa di sekolah, rumah, di masyarakat menjadi interconnected.

Ingat siswa sudah membuat jejaring diantara mereka bahkan tidak terbayangkan koneksi mereka. Mereka melakukannya di friendster, facebook, myspace, atau sejenisnya. Gurunya?

Untuk melakukan kerjasama diperlukan rencana program yang matang dan menarik sehingga mereka akan antusias dan mau melakukan kegiatan bersama. Beberapa hal yang bisa dijadikan acuan ketika merancang program kegiatan bersama adalah:

1. Topik yang sederhana
2. Spesifik
3. Waktu yang tidak terlalu lama
4. Sumber yang mudah
5. Fasilitas sekolah
6. Kesesuaian dengan kurikulum
7. Kesiapan siswa

Sebaiknya semua kegiatan dibuat dalam sebuah portfolio baik secara manual maupun secara online di dalam sebuah blog atau website. Mempublikasikan hasil kegiatan ke dalam website akan meningkatkan motivasi dan kebanggaan siswa bahwa hasil karyanya bisa dibaca oleh orang-orang dalam cakupan global atau dari seluruh dunia. Keuntungan lainnya dari publikasi itu adalah tersimpannya data dalam cakupan waktu yang relative lama (selama blog itu masih ada atau selama kita membayar hosting). Tantangannya adalah bagaimana hal tersebut bisa menjadi nilai tambah dalam scoring kenaikan pangkat dan sertifikasi.

Untuk memasuki dunia cyber, yang paling diperlukan oleh kita adalah sambungan internet. Saat ini jelas sangat tidak mahal, apalagi TELKOM bagi-bagi hotspot kepada sekolah. Sayangnya saat ini guru-guru masih disibukkan oleh sesuatu yang tidak seharusnya menyibukkan. Menikmati proses pembelajaran harus segera dialakukan, fasilias yang tersedia harus dimaksimalkan supaya mampu memaksimalkan amanah dan potensi siswa. Kita akan melihat video bagaimana efek dari sebuah komunikasi dan program berjenjang itu dapat dimaksimalkan. Kisah tentang Teddy Stallard adalah salah satu contoh kongkrit bagaimana seorang guru dapat berperan.

Selamat berjuang untuk perubahan.

Berikut adalah cara mencari partner melalui epals.

1. Click http://www.epals.com/
2. Click register/sign up
3. Fill the form
4. Click find partner
5. Scroll down and up to find related topic
6. Make a contact

Kita juga bisa berinteraksi dan membuat project dengan sekolah-sekolah dari Asia dan Eropa. Berikut adalah langkah-langkah dasarnya.

1. Click http://www.aec.asef.org/
2. Click register
3. Fill the form
4. Click project
5. Find project partner

Dalam berbagai situs lain kurang lebih sama dan memiliki kemiripan. Hanya saja target peserta serta focus kegiatannya saja yang berbeda.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Scholarship Information :

Posting Terkini di e-Newsletter Disdik :

Arsitektur today :