Oleh : DONNY SYOFYAN
(Dosen Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas)
Harga BBM bisa dikatakan bakal segera naik. Di tengah menyusutnya cadangan energi fosil dan meningkatnya harga biaya minyak di dunia, kenaikan harga bahan bakar fosil ini perlu ditangani secara lebih cerdas oleh pemerintah. Berbagai demonstrasi yang telah dan akan diadakan untuk menentang rencana pemerintah tersebut sah-sah saja selama dilakukan dengan cara-cara yang dama
.
Perlu dipastikan bahwa kenaikan harga bahan bakar bukan tanpa konsekuensi. Masyarakat miskin dan khalayak ramai mesti mendapatkan jaminan untuk menikmati manfaat sebanyak mungkin pengalihat dana subsidi BBM tanpa kecuali. Pendidikan merupakan salah satu sektor paling mendesak yang membutuhkan prioritas dari penarikan dana subsidi BBM. Meskipun pemerintah telah memutuskan untuk menggunakan 20 persen dari APBN untuk pendidikan sebagaimana diamanatkan oleh UUD, dana tambahan yang diperoleh dari penarikan subsidi BBM perlu bergerak ke arah yang benar. Dana tersebut dapat digunakan untuk menjangkau siswa atau peserta didik yang tidak terjangkau di daerah pedesaan atau pedalaman.
Saya berpikir bahwa
m-Learning (mobile Learning) menjadi sebuah terobosan dalam pemerataan pendidikan di negeri ini. Boleh jadi banyak pihak yang meragukan usulan tersebut karena dianggap sia-sia dan sekadar canda. Para penentang usulan ini bisa berdalih bahwa banyak anak-anak di daerah pedesaan yang tidak melek TI, tidak memiliki akses ke Internet—sekalipun ke email, infrastruktur telekomunikasi di daerah pedesaan atau pedalaman yang nyaris tidak ada, atau jarak kantor pos terdekat yang mencapai 30-50 km.